Jangan pergi lara ebook

System Requirements: Windows 8, Windows 7, Windows 8.1


USU Institutional Repository » Student Papers ( SP) » Humanities » SP - Japanese Language » Please use this identifier to cite or link to this item.
Abdullah Harahap adalah seorang penulis novel horor misteri di Indonesia. Ia lahir di Sipirok, Tapanuli Selatan pada Sebelum menulis novel horor misteri, ia juga menulis novel roman percintaan, namun namanya melambung berkat novel horor yang dikarangnya. Abdullah Harahap mengawali karier semenjak masih duduk di bangku SMU di kota Medan (1960) dengan menulis sejumlah cerita pendek serta puisi yang dimuat oleh media cetak setempat. Tahun 1963, ia pindah ke Bandung untuk melanjutkan studi di IKIP (kini UPI) sambil meneruskan aktivitas menulis cerpen yang sempat membanjiri sejumlah media cetak baik yang terbit di Bandung, Yogya, Surabaya, Medan, dan paling terutama Jakarta (yang oleh Abdullah Harahap dianggap sebagai kota yang membesarkan namanya sebagai penulis). Di tengah perjalanan kuliahnya, AH menekuni profesi sebagai jurnalis di SK Mingguan GAYA dan GALA (cikal bakal SK Harian Galamedia lalu kemudian menjadi perwakilan tetap untuk wilayah Jawa Barat dari Majalah Selecta Grup ( Selecta, Detektif & Romantika, Senang, Stop, Nova). Perjalanan karier sebagai wartawan yang ditekuni AH selama seperempat abad lebih (1965-1995) menambah luas wawasan serta pengetahuan AH sebagai penulis novel. Karena sebagai wartawan, AH bukan hanya sekedar meliput berita sesuai tanggung jawab yang diembannya, akan tetapi juga memanfaatkan setiap kesempatan yang ada untuk melakukan riset ke tempat-tempat tertentu yang dia inginkan untuk bahan novelnya. Riset yang dilakukan oleh Abdullah Harahap ini saya rasa menjadi sebuah keungulan kengerian yang diciptakan di novel-novel horor/misterynya. Jadi horornya tidak melulu hantu penasaran yang sembarangan membunuh orang orang. Ada latar belakang budaya, dendam kesumat, bahkan seringnya sex sebagai latar belakang kemunculan iblis iblis yang menebar teror. Abdullah Harahap mendatangi lalu bertukar pikiran dengan tokoh masyarakat.
BELLINA, BELLINA and ERLINA, ERLINA (2011) PERBANDINGAN GAYA PENULISAN NOVEL FENG MAN LOU KARYA YI SHU DAN NOVEL JANGAN PERGI, LARA KARYA MIRA W. Undergraduate thesis, BINUS. Preview [ document_typename_pdf not defined] 0- MD Abstrak.pdf Download (460k B) | Preview Official URL: Abstract PERBANDINGAN GAYA PENULISAN NOVEL FENG MAN LOU KARYA YI SHU DAN NOVEL JANGAN PERGI, LARA KARYA MIRA W - Feng Man Lou Jangan Pergi, Lara Gaya Perbandingan Item Type: Thesis ( Undergraduate) Additional Information: 0- MD Subjects: CHINESE literature Divisions: Faculty of Language and Culture > School of Chinese Literature Depositing User: Mr. Super Admin Date Deposited: 17:29 Last Modified: 17:29 URI: Actions (login required) View Item.
 Indonesia SCTV (singkatan untuk Surya Citra Televisi) ialah sebuah stesen televisyen swasta Indonesia. Stesen televisyen bermula pada tahun 1990 dengan liputan siarannya terbatas di Surabaya dan kawasan sekitarnya. Pada waktu itu stesen televisyen ini dikenali sebagai Surabaya Centra Televisi. Pada tahun 1993 dengan keizinan Kementerian Penerangan, SCTV mengorak langkah menjadi stesen televisyen nasional dan pejabatnya berpindah ke Jakarta pada 1994. Kini penontonnya berjumlah kira-kira 158 juta orang dengan 32 pemancar ke 248 bandar di seluruh Indonesia. Cogan katanya ' Satu Untuk Semua'. SCTV banyak menayangkan Drama Lipur Lara yang diminati ramai contohnya Drama Lipur Lara Malin Kundang dan Kiamat Sudah Dekat yang juga ditayangkan di Malaysia. SCTV juga mempunyai majlis anugerah untuk menghargai karyawan negara itu iaitu SCTV Music Award yang diadakan setiap tahun. SCTV juga boleh ditonton di U Mobile. Isi kandungan 1 Logo lama SCTV 2 Sejarah 3 Rancangan televisyen 3.1 Drama Lipur Lara 3.2 Berita Pembawa dan bekas pembawa rancangan Berita 3.3 Film SCTV 3.4 Remaja 3.5 Muzik 3.6 Religi 3.7 Rancangan sementara 3.8 Hiburan 3.9 Telenovela 4 Rancangan Lama 4.1 Rancangan SCTV Tahun 1990- An 4.2 Rancangan SCTV Tahun 2000- An 5 Slogan 5.1 Tema Ulang Tahun SCTV 6 Saluran Saudara 7 Pautan luar Logo lama SCTV[sunting | sunting sumber] Logo SCTV (1990-2003) Logo SCTV (2003-2005) Logo SCTV (2005-kini) Sejarah[sunting | sunting sumber] Studio Liputan 6 di Senayan City 1990: Dilancarkan di Surabaya dengan singkatan Surabaya Centra Televisi. 1991: Memulakan siaran terbatas di Denpasar dan Surakarta. Singaktan sejak itu ialah Surya Citra Televisi. 1993: Berpindah ke Jakarta, dan mengorak langkah menjadi stesen televisyen nasional. 1993: Memulakan siaran Buletin Pagi dan Buletin Siang 1996: Memulakan siaran Liputan 6. 2000: Berpindah ke Graha SCTV. 2002: Memulakan siaran.
Terlahir sebagai Mira Widjaja, seorang dokter lulusan FK Usakti (1979) dan penulis novel yang begitu aktif. Karyanya begitu banyak. Yang terlaris Di Sini Cinta Pertama Kali Bersemi mencapai oplah 10.000, dan mengalami lima kali cetak ulang. Sejumlah karyanya sudah difilmkan: Kemilau Kemuning Senja, Di Sini Cinta Pertama Kali Bersemi, Ketika Cinta Harus Memilih, Permainan Bulan Desember, Tak Kuperse Terlahir sebagai Mira Widjaja, seorang dokter lulusan FK Usakti (1979) dan penulis novel yang begitu aktif. Karyanya begitu banyak. Yang terlaris Di Sini Cinta Pertama Kali Bersemi mencapai oplah 10.000, dan mengalami lima kali cetak ulang. Sejumlah karyanya sudah difilmkan: Kemilau Kemuning Senja, Di Sini Cinta Pertama Kali Bersemi, Ketika Cinta Harus Memilih, Permainan Bulan Desember, Tak Kupersembahkan Keranda Bagimu, dll. Pemfilman karyanya mungkin karena faktor ayahnya, Othiel Widjaja, yang dulunya produser Cendrawasih Film. Mira mengakui karyanya tidak mendalam. Karya-karyanya dipengaruhi oleh karya- karya Nh Dini, Marga T., Y. B. Mangunwijaya, Agatha Christie, Pearl S. Buck, dan Harold Robbins. Karena berasal dari lingkungan yang sama, kedokteran, Mira yang bungsu dari lima bersaudara ini merasa karyanya dekat dengan karya Marga T. Ia mengaku mulai menulis sejak kecil, dan karangan pertamanya, Benteng Kasih, dimuat di majalah Femina, 1975, dengan honor Rp 3.500. Pengarang yang populer di kalangan remaja ini memakai bahasa yang komunikatif, bahkan dalam dialognya banyak menggunakan bahasa prokem. Mira sudah melanglang di lima benua, dengan honor tulisannya. Praktek dokter dibukanya petang hari, sedangkan pagi ia bertugas sebagai Ketua Balai Pengobatan Universitas Prof. Dr. Moestopo, Jakarta. Bibliografi:+ Dari Jendela SMP,+ Bukan Cinta Sesaat,+ Segurat Bianglala di Pantai Senggigi,+ Cinta Cuma Sepenggal Dusta,+ Bilur - Bilur Penyesalan,+ Di Bahumu Kubagi Dukaku,+ Trauma.
Sorry, Readability does not yet present PDFs in a reading view.[ View Original.